Dalam sebuah pernyataan yang cukup mengejutkan, David Baszucki, CEO dan pendiri platform game online populer Roblox, mengimbau para orang tua untuk lebih tegas dalam mengatur waktu bermain anak-anak, terutama jika mereka mulai menunjukkan tanda-tanda kecanduan atau dampak negatif dari permainan digital.
📱 Bukan Larangan, Tapi Ajakan untuk Lebih Peduli
David menegaskan bahwa Roblox tetap didesain sebagai wadah kreativitas, eksplorasi, dan belajar yang menyenangkan. Namun, ia juga mengakui bahwa keseimbangan waktu bermain dan aktivitas di dunia nyata sangat penting, terutama untuk anak-anak dan remaja.
“Kalau seorang anak sudah mulai kehilangan kontrol, atau aktivitas sosial dan akademiknya terganggu, itu saatnya orang tua turun tangan,” ujar David dalam sesi wawancara dengan media internasional.
⏰ Waktu Bermain Perlu Dibatasi
Menurutnya, tidak ada yang salah dengan anak-anak bermain Roblox—selama waktu dan intensitasnya masih dalam batas wajar. Ia bahkan mendorong penggunaan fitur kontrol orang tua di dalam platform agar orang tua bisa memantau aktivitas anak secara sehat.
🧠 Anak Butuh Stimulasi Dunia Nyata
David juga menekankan bahwa anak-anak perlu diberi ruang untuk berkembang di dunia nyata: bersosialisasi secara langsung, bergerak aktif, hingga melakukan hobi di luar layar. Baginya, dunia digital hanyalah salah satu bagian dari pengalaman anak—bukan keseluruhan.
“Anak-anak perlu membangun keterampilan interpersonal dan fisik, bukan hanya keterampilan digital,” tambahnya.
👨👩👧 Kolaborasi Orang Tua dan Teknologi
Roblox, yang kini digunakan oleh lebih dari 70 juta pemain aktif harian, menyediakan berbagai fitur Parental Control, termasuk pembatasan waktu, filter konten, hingga laporan aktivitas. David berharap para orang tua tidak hanya melarang, tapi juga aktif mendampingi dan berdialog soal dunia digital anak mereka.
📌 Kesimpulan
Pernyataan CEO Roblox ini menjadi pengingat penting di tengah meningkatnya penggunaan gadget dan platform game oleh anak-anak. Bermain game memang menyenangkan, tapi tetap harus dibarengi pengawasan dan batasan yang sehat. Dunia digital seharusnya menjadi ruang yang mendukung tumbuh kembang, bukan menggantikannya.
Tinggalkan Balasan